Monday, 23 February 2015

Bisakah ASI jadi Obat Tetes Mata Bayi?

Bisakah ASI jadi Obat Tetes Mata Bayi? (1)
obat tetes mata bayi
ilustrasi
Bukan sekaliduakali kita dengar cara “tradisional” para ibu ngobatin mata belekan atau mata merah pada bayi/anaknya. Mata belekan, mata merah ditetes ASI?
Jika merujuk pada kitab2 mereka, para ulama tafsir hanya menyebutkan ASI sebagai hak bayi memperoleh sumber makanan. Apa iya bisa ditetesin ke mata?
Nah, jika merujuk ke ilmu medis,kok dokter2 juga ga merekomendasikan, pasti ada sebabnya kan?

Pertama bahas dulu apa itu mata belekan pada bayi yoook :

1. Mata belekan atau eye bogers/eye bogeys adalah kotoran mata yang berkumpul di sudutmata, pada bayi baru lahir hal ini dapat disebabkan adanya sumbatan pada saluran air mata yang disebabkan cairan amnion yang masih menempel atau sel2 kulit bayi sendiri yang mengelupas dan nyangkut di kelopak mata.Masih normal bila dalam beberapa hari setelah ditreatment dengan membersihkan kelopak secara lembut ada perbaikan.
Bagaimana caranya? Basahi/rendam kassa steril dengan larutan fisiologis misalnya NaCl 0.9% atau air matang yang hangat suam2 kuku; lalu bersihkan mata bayi dari sudut dalam mata (dekat hidung) bayi ke arah sudut luar mata, bila belek/lendir sangat banyak bisa diulang beberapa kali dengan kassa baru yang dibasahi lagi.

Setelah bersih keringkan dengan kassa steril dengan arah sama, beri pijatan lembut.
Kapan harus waspada? Bila tidak ada perbaikan sama sekali meski sudah rajin dibersihkan, bisa terjadi infeksi mata akibat lendir yang terlalu lama bertahan di mata, dan sumbatan saluran airmata ini bisa saja sebetulnya kelainan struktur sehingga perlu ditangani lebih lanjut oleh dokter.

Kalau diberi tetesan ASI bagaimana? Kok temen saya bisa tuh menyembuhkan mata bayinya? Sampai kini belum ada penelitian valid dan reliable tentang penggunaan ASI sebagai tetes matapada bayi belekan.

Ada satu penelitian:
Singh, M., P.S. Sugathan, and R.A. Bhujwala. Human colostrum for prophylaxis against stickyeyes and conjunctivitis in the newborn. J Trop Pediatr. 28(1): p. 357.1982.
Yaitu 51 bayi baru lahir (newborn) diberikan tetesan kolostrum selama 3 hari, sedangkan 72newborn lainnya sebagai control penelitian tidak ditetesi kolostrum. Hasilnya 25% newborncontrol dan 6% newborn yang ditetesi kolostrum mengalami infeksi mata yang terlihat.

Sepertinya kolostrum sangat berperan dalam pencegahan infeksi bukan? Tetapi kalau ditelaah, studi tersebut menyebutkan ternyata bayi yang ditetesi kolostrum dirawat di Bangsal Selatan RS yang sebagian besar dilahirkan dengan Sectio Caesaria (lahir sesar), sementara bayi control penelitian yang tidak ditetesi kolostrum dirawat di Bangsal Utara dan semuanya dilahirkan secaravaginal.
Sebetulnya hasilnya akan lebih dapat diambil simpulan kalau bayi2 dalam studi ini dirandomisasi di masing2 bangsal sehingga ada paparan eksposur yang seimbang antar 2 kelompok ini. Sehingga tentu hasilnya tidak bisa ditarik simpulan bahwa kolostrum yang ditetes di mata lah yang berperan mencegah infeksi mata pada newborns.

Selain itu fakta bahwa ada kebiasaan membersihkan mata di bangsal ini menjadi bias lain, apakah bukan peran pembersihan mata yang mencegah infeksi? Memang tidak ditemukan efek bahaya akibat tetesan kolostrum pada mata bayi – tetapi sekali lagi, ini cuma studi kecil yang banyak biasnya, tidak bisa digeneralisir.

WHO sendiri TIDAK MEREKOMENDASIKAN tetes mata newborn dengan kolostrum, sebagai pengganti dari tetes mata silver nitrate atau salep mata tetrasiklin untuk pencegahan oftalmianeonatorum (mata merah dengan lendir/belek yang terjadi dalam 2 minggu pertama bayi baru lahir), karena TIDAK ADA bukti ilmiahnya.

2. Mata merah terjadi karena pelebaran pembuluh darah pada selaput luar mata (konjungtiva), yang pada umumnya merupakan tanda iritasi yang terjadi pada jaringan konjungtiva/selaput luar mata. Iritasi bisa juga terjadi akibat infeksi virus maupun bakteri, dan pada bayi baru lahir bisa menjadi tanda sumbatan saluran air mata juga.

Pada neonatus/newborn (bayi baru lahir), mata merah akibat infeksi bisa menjadi penyakit yang serius: Tipe-tipenya adalah:

1) Konjungtivitis Chlamydial (akibat infeksi Chlamydia trachomatis). Terapinya adalah ke dokter untuk mendapat antibiotic yang diminum (oral)
2) Konjungtivitis Gonococcal (akibat infeksi gonorrhea). Terapi: antibiotik diberikan secara suntikan (intravena)
3) Konjungtivitis akibat zat kimia (sabun, shampoo, bedak, dsb). Terapi: stop pemakaian zat kimia yang mengenai mata segera, dan bawa ke dokter, umumnya tidak perlu terapi khusus
4) Konjungtivitis akibat bakteri maupun virus selain yang disebutkan sebelumnya. Terapi: ke dokter untuk menegakkan diagnosis penyebabnya; bila virus umumnya hanya membutuhkan kompres hangat untuk meredakan bengkak dan iritasi, bila bakteri perlu antibiotik tetes atau salep untuk mata.

Tapi kok ada studi yang bilang kolostrum bisa mengobati infeksi Chlamydia?

1. The in vitro antimicrobial capacity of human colostrum againstChlamydia trachomatisKyle H Ramsey, Christoffer E Poulsen, Peter P Motiu. Journal Reproductive Immunology (ImpactFactor: 2.966, 5YearImpact Factor:2.831, Imprint: ELSEVIER, ISSN: 01650378):http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0165037898000102

Baca lagi yuk: Penggunaan kolostrum untuk infeksi Chlamydia trachomatis tetapi masih INVITRO – masih percobaan laboratorium nih (artinya sampel kolostrum dicoba pada kultur kuman, BUKAN pada infeksi yang sebenarnya) jadi belum terbukti aplikasinya pada manusia, dibagian tubuh manapun.

2. A comparative study of the effects of colostrums and gentamicin on organisms causingophtalmia neonatorum Ebeigbe JA, Osaiyuwu A. Journal of the Nigerian Optometric Association.http://www.ajol.info/index.php/jnoa/article/viewfile/56620/45048
Telaah: Ini juga in vitro baru di lab, kolostrum diteteskan pada kultur bakteri hasil usap dari kelopak mata bayi yang memiliki gejala, jadi BELUM pada infeksi sebenarnya
SIMPULAN: BELUM ADA BUKTI untuk ASI dapat mengobati masalah mata pada bayi.Kalau dibiarin aja bagaimana belek dan mata merahnya? Kalau dengan home treatment membaik dalam 23hari tidak apa2 tapi kalau masih berlanjut, segera ke Dokter deh.. salahsatu komplikasi yang serius dari infeksi yang diabaikan adalah kebutaan ya..

Jadi jangan main-main kalau soal pengobatan pada mata!

baca juga kelanjutannya Bisakah ASI jadi Obat Tetes Mata Bayi? (2)

Saya ambil dari FP Stop AntiVax ya..

Referensi:
2. WHO Eye care: prevention and management of ophthalmia neonatorumhttps://apps.who.int/rht/documents/MSM9613/essential_newborn_care.htm#Eye care
3. PubMed Health. Conjunctivitis. A.D.A.M. Medical Encyclopedia 2010 [cited 2011 November 6].

0 comments:

Post a Comment