Tuesday, 24 February 2015

Bisakah ASI jadi Obat Tetes Mata Bayi? (2)

Obat Tetes Mata Bayi
ilustrasi

Mari kita telaah lagi mengenai mitos ASI untuk obat belekan... Di Bisakah ASI jadi Obat Tetes Mata Bayi? (1) sudah sedikit diterangkan mengenai penelitian penelitian mengenai ASI sebagai obat mata. Kalo ada yang nanya gini >"Kalau kolostrum/ASI pernah dilaporkan tidak bahaya untuk ditetes kemata, kenapa tetap tidak direkomendasikan sebagai obat tetes mata ya?" Jawabnya ya simpel aja .
Lha kalau tidak terbukti ada gunanya, kenapa ditetesin dong?

Yuk kita telaah lagi:

  1. Mata belekan TIDAK SEMUA bisa kita generalisir sebagai kelainan ringan seperti sumbatan saluran air mata pada bayi baru lahir yang bukan disebabkan kelainan struktur saluran air mata. Pada kelainan ringan, kolostrum/ASI mungkin memberi perbaikan yang diharapkan bersamaan dengan kompres dan pijat, tetapi bisa jadi karena memang penyakit matanya ringan/self limiting diseases atau sebetulnya penyembuhannya adalah efek dari treatment lain yaitu pijat lembut maupun kompres dengan larutan fisiologis/air matang hangat.
  2. Mata merah penyebabnya bisa infeksi virus maupun bakteri. Betul, kolostrum dan ASI mengandung antibodi, tetapi apa antibodinya spesifik penyebab infeksipada mata? Belum tentu kan, jadi tidak selalu bisa memulihkan infeksi juga. Selain itu, yang perlu dijadikan perhatian, memang jenis larutan/sediaan apa yang boleh diteteskan ke mata? Ada syaratnya lho secara farmakologis dan sesuai fisiologi mata sendiri.Pada dasarnya sediaan/preparat yang digunakan sebagai tetes mata harus memenuhi syarat berikut:
a. Steril artinya bebas dari kuman
b. Isotonik dengan selaput lendir mata. Tonisitas (tonicity) adalah gradien tekanan osmosis dari dua macam larutan yang dipisahkan membran semipermeabel. Pengertian isotonis berkaitan dengan 2 pengertian lain yaitu hipertonis dan hipotonis:

  • Larutan isotonis artinya larutan dimana kedua sisi yang dipisahkan membran sel (kalau dalam mata artinya antara selaput luar mata dan larutan yang diteteskan) yang memiliki konsentrasi yang sama, sehingga tidak terjadi migrasi air ke satu arah, kemungkinan terjadi pertukaran airsaja, tetapi jumlah air di kedua larutan tetap, sehingga bentuk sel mukosa mata tidak terjadiperubahan dengan konsentrasi larutan di luar sel dan di dalam sel mukosa sama.
  • Larutan Hipertonik artinya konsentrasi larutan di luar sel mukosa/selaput lendir mata (larutan yang diteteskan) lebih tinggi dibanding didalam sel mukosa mata, sehingga air berpindah daridalam sel keluar sel secara osmosis, sehingga terjadi penciutan sel (sel mukosa matamengkerut karena kurang cairan).
  • Larutan Hipotonik ialah konsentrasi larutan di luar sel mukosa mata lebih rendah dibanding didalam sel (larutan yang diteteskan), sehingga air berpindah dari luar sel kedalam sel secara osmosis, sehingga terjadi pembengkakan sel mukosa bahkan bisa terjadi lisis/pecah.Isotonik pada sediaan tetes mata artinya setidaknya tonusnya setara dengan larutan NaCl 0.9%,dan mata sendiri hanya bisa mentolerir tonisitas dalam nilai 0.51.8%NaCl.

3. pH keasaman sediaan tetes mata sama dengan air mata, yaitu 7.4.
Mari kita bahas bagaimana dengan kolostrum/ASI?

  • a. Apakah ASI steril? Ya, ASI memang bersih, tetapi kini ditemukan ASI mengandung bakteri hidup yang bermanfaat bagi usus, lebih mirip seperti komposisi yoghurt. Jadi ASI sebetulnya tidak murni steril.
  • b. Apakah ASI isotonik? Tidak ada yang menyebutkan ASI isotonik namun dengan konsentrasi rendah bisa dikatakan ASI sebetulnya hipotonik.
Hal ini didukung dengan fakta ASI menjadi pilihan cairan pengganti saat bayi diare karena low solute dan hipotonik sehingga dapat menggantikan kebutuhan cairan yang hilang.

Jadi kalau ditetes ke sel mukosa mata, bisa terjadi lisis/pecah di sel mukosa mata dong ya?

Tapi kenyataannya pada studi yang pernah dilakukan, tidak ditemukan efek bahaya tuh?
Ya tentu saja tidak terjadi karena kondisi tetesan ASI terhadap sel mukosa mata bukan 2 larutan yang saling kontak/bercampur dalam waktu lama, maksudnya kan bukan mata bayi direndamkanke dalam semangkuk cairan ASI dalam beberapa waktu, sehingga efek lisis tidak sampai terjadi.

Tapi tidak ada yang menyebutkan bahwa ASI isotonis dengan sel mata maupun larutan fisiologis 0.81.5% seperti yang dapat ditoleransi, kalau ASI isotonis dengan NaCl 0.9% artinya ASI bisa disuntikkan ke dalam darah, nyata nya tidak ada yang berani coba-coba kan..

Berapa pH ASI: pH ASI adalah 7.2, lebih rendah dengan pH air mata, memang tidak beda jauh,tetapi sesuatu yang lebih asam sifatnya punya kecenderungan membuat iritasi. Alih-alihsembuh, bisa saja mata menjadi semakin merah akibat iritasi benda asing yaitu kolostrum/ASI yang diteteskan terus-menerus. Dari syarat-syarat tersebut, apakah kolostrum/ASI ini memenuhi semuanya? Tidak juga... maka janganlah coba-coba sama anak sendiri apalagi menganjurkan sama anak orang lain.

Kalau ASI bisa jadi obat tetes mata, farmasi mungkin sudah berlomba-lomba borong kolostrum ataupun ASI matur dari Bank ASI bahkan membayar ASIP ibu2 menyusui, lalu terbentur masalah baru: Apakah cukup etis? Dipakainya bukan diminum lagi, tapi jadi obat tetes mata?
Allah menciptakan ASI sebagai sumber nutrisi sedemikian hebatnya sehingga melindungi bayi yang menyusu hingga mencapai masa penyusuan sempurna 2 thn dari berbagai penyakit dan ini sudah dibuktikan melalui berbagai penelitian.Pro ASI jelas dong...Pro ASIlah dengan berbekal ilmu.Mata adalah harta karun bagi bayi, jangan gegabah mengobatinya.

Baca juga artikel sebelumnya mengenai Bisakah ASI jadi Obat Tetes Mata Bayi? (1)

Referensi:
1. Monographs: Dosage forms: General monographs: Ophthalmic preparations darihttp://apps.who.int/phint/en/p/docf/2.
Probiotics pada ASI:http://www.manufacturingchemist.com/technical/article_page/Probiotics__the_natural_defence/434984. Blocked tear duct:http://www.kidspot.com.au/familyhealth/Infections&DiseasesEyeStickyEye+2399+198+article.htm5. WHO Eye care: prevention and management of ophthalmia neonatorumhttps://apps.who.int/rht/documents/MSM9613/essential_newborn_care.htm#Eye care6. PubMed Health. Conjunctivitis. A.D.A.M. Medical Encyclopedia 2010 [cited 2011 November 6].7. Konjungtivitis: http://www.cdc.gov/conjunctivitis/newborns.html

Kemijem, Seorang Buruh Pabrik Berjuang Memberikan ASI


Mama menyusui yang bekerja dan tetap memberikan ASI kepada sang buah hati memerlukan tekad, kerja keras,perjuangan, ilmu yang memadai dan dukungan dari berbagai pihak. Perjuangan menjadi lebih berat bila kondisi Ibu, keluarga dalam keterbatasan.

Kali ini saya akan mengangkat kisah inspiratif mengenai Kemijem, seorang buruh pabrik yang berjuang memberikan ASI dengan segala keterbatasan yang ada, berhasil memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan hingga anaknya berusia 25 bulan.

7 tahun lalu, Kemijem, seorang buruh pabrik tekstil di daerah Rancaekek Bandung, Jawa Barat sedang mengandung anak kedua. Anak pertamanya tidak mendapatkan ASI secara eksklusif karena kurangnya ilmu dan dukungan. Di kehamilan keduanya ini, Kemijem dan suaminya bertekad untuk memberikan ASI. Hal ini bukan perkara mudah karena keluarga dan lingkungan tempat Kemijem tinggal tidak mendukung pemberian ASI.

Perjuangan menjadi lebih berat karena padatnya jadwal kerja di pabrik di mana Kemijem setiap hari menghadapi mesin pemintal , tidak adanya ruang khusus untuk memerah di pabrik, dan masalah utama adalah Kemijem tidak memiliki kulkas/lemari pendingin di tempat tinggalnya. Tempat tinggal Kemijem dengan kapasitas daya listrik hanya 225 Watt tidak mencukupi untuk lebih dari 2 peralatan elektronik.

Salah seorang rekan saya (kami adalah volunteer KLASI (Klub Peduli ASI) Bandung di bawah naungan Yayasan Orang Tua Peduli (YOP)) bernama Ira Noor bekerja di bagian staf tempat Kemijem bekerja. Ira kemudian mendata karyawan pabrik wanita mulai dari umur, status perkawinan, sedang hamil /menyusui. Selanjutnya dilakukan pendekatan ke jajaran manajemen dan supervisor pabrik agar karyawati pabrik tersebut diperbolehkan untuk berkumpul mendapatkan pengarahan mengenai ilmu laktasi , diperbolehkan memerah (sekitar 15 menit) selama waktu istirahat, serta diperbolehkan memerah di suatu ruang kecil di area pabrik.

Secara rutin setiap waktu istirahat hari Jumat yang lebih panjang dibanding hari-hari biasanya, para karyawati pabrik dikumpulkan di mushola pabrik dan diberi pembekalan berbagai macam ilmu laktasi, terutama mengenai memerah dan penyimpanan ASI perah. Para karyawati diajarkan bagaimana memerah dengan tangan, sehingga mereka tidak perlu membeli dan tergantung dengan alat pompa ASI. Hal penting kedua adalah mengenai penyimpanan ASI perah.

Panduan penyimpanan ASI perah menurut ABM (Academy of BreastfeedingMedicine) dan Kelly Bonyata, IBCLC secara umum tidak berbeda, seperti tabel di bawah ini :(lihat gambar)

Kemijem seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya tidak memiliki kulkas. Sehingga fokus mempersiapkan perlengkapan seadanya yaitu termos kecil untuk membawa ASI perah dari pabrik,beberapa botol kaca dan termos besar untuk penyimpanan ASI perah di rumah. (lihat gambar)

Suami Kemijem yang sangat mendukung pemberian ASI turut semangat membacamateri-materi ASI yang diterima Kemijem setiap jumat.

Kemijem melahirkan secara SC (Sectio Caesarea) dan sayangnya RS tempat Kemijem melahirkan tidak mendukung 10 LMKM (Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui) sehingga Kemijem tidak diperbolehkan melakukan rawat gabung dan menyusui bayinya. Tim KLASI Bandung melakukan pendekatan kepada manajemen RS dan mengutarakan keinginan Kemijem memberikan ASI eksklusif. Karena pendekatan dilakukan dengan intensif, pihak RS mengijinkan Kemijem menggunakan kursi roda menyusui bayinya di ruang bayi.

Setelah cuti melahirkan selesai, Kemijem mulai bekerja kembali di pabrik. Mulailah Kemijem dan suaminya berbagi tugas. Pukul 5 pagi suami Kemijem berburu es balok ke tempat yang cukup jauh dan sekali-kali memesan es batu dari penjual es batu di sekitar Kemijem tinggal. Es balok lebih dipilih karena dapat lebih lama bertahan beku dibandingkan es batu.

Apabila mendapat jadwal kerja Non shift, Kemijem dapat memerah sebanyak 3 kali di pabrik, yaitu sekitar pk 9.30 pagi, saat ishoma (istirahat – sholat dhuhur – makan) pk 12 siang dan terakhir pk 3 sore. Sementara bila mendapat jadwal kerja shift maka hanya dapat memerah 2 kali saja. Bila suami Kemijem sedang tidak bekerja, suami Kemijem mengambil ASI perah dari pabrik tempat Kemijem bekerja dan dibawa ke rumah. Tidak lupa Kemijem memberikan nomor disetiap botol ASI perah tersebut. Dalam sehari, Kemijem dapat memerah sebanyak 400 ml ASI perah ( 4 botol kaca ).

Sesuai panduan penyimpanan ASIperah, termos berisi es termasuk dalam kategori cooler bag/box yang tahan sekitar 24 jam. Oleh karena itu stok ASIperah Kemijem termasuk “kejar tayang” , jadi ASI perah hari itu diberikan untuk hari yang sama hingga keesokan harinya. Secara rutin suami Kemijem memeriksa kondisi termos es di rumah apakah kondisi es balok masih padat/sudah mencair. Bila sudah mencair maka es balok segera diganti.

Perjuangan Kemijem dan suaminya sangat gigih sehingga Kemijem berhasil memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan Kemijem tetap melanjutkan menyusui & memberikan ASI hingga anaknya, Rizky berusia 25 bulan.

Kemijem dan suaminya merasakan manfaat pemberian ASI secara eksklusif dan dilanjutkan hingga lebih dari 2 tahun , Rizky anaknya tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas. Rizky selama mendapatkan ASI sangat jarang sakit. Saat ini Rizky berusia 6 tahun dan sering mendapatkan penghargaan di sekolahnya karena prestasi di kelasnya.

Semoga perjuangan Kemijem dan suaminya dapat menginspirasi para Mama, bahwa dengan keterbatasan yang dihadapi, para Mama tetap dapat memberikan ASI kepada buah hati, tentu dengan ilmu yang memadai dan dukungan dari berbagai pihak.

Happy breastfeeding :)


Termos mini untuk menyimpan ASI yang diperah di pabrik
Termos mini untuk menyimpan ASI yang diperah di pabrik

Monday, 23 February 2015

Bisakah ASI jadi Obat Tetes Mata Bayi?

Bisakah ASI jadi Obat Tetes Mata Bayi? (1)
obat tetes mata bayi
ilustrasi
Bukan sekaliduakali kita dengar cara “tradisional” para ibu ngobatin mata belekan atau mata merah pada bayi/anaknya. Mata belekan, mata merah ditetes ASI?
Jika merujuk pada kitab2 mereka, para ulama tafsir hanya menyebutkan ASI sebagai hak bayi memperoleh sumber makanan. Apa iya bisa ditetesin ke mata?
Nah, jika merujuk ke ilmu medis,kok dokter2 juga ga merekomendasikan, pasti ada sebabnya kan?

Pertama bahas dulu apa itu mata belekan pada bayi yoook :

1. Mata belekan atau eye bogers/eye bogeys adalah kotoran mata yang berkumpul di sudutmata, pada bayi baru lahir hal ini dapat disebabkan adanya sumbatan pada saluran air mata yang disebabkan cairan amnion yang masih menempel atau sel2 kulit bayi sendiri yang mengelupas dan nyangkut di kelopak mata.Masih normal bila dalam beberapa hari setelah ditreatment dengan membersihkan kelopak secara lembut ada perbaikan.
Bagaimana caranya? Basahi/rendam kassa steril dengan larutan fisiologis misalnya NaCl 0.9% atau air matang yang hangat suam2 kuku; lalu bersihkan mata bayi dari sudut dalam mata (dekat hidung) bayi ke arah sudut luar mata, bila belek/lendir sangat banyak bisa diulang beberapa kali dengan kassa baru yang dibasahi lagi.

Setelah bersih keringkan dengan kassa steril dengan arah sama, beri pijatan lembut.
Kapan harus waspada? Bila tidak ada perbaikan sama sekali meski sudah rajin dibersihkan, bisa terjadi infeksi mata akibat lendir yang terlalu lama bertahan di mata, dan sumbatan saluran airmata ini bisa saja sebetulnya kelainan struktur sehingga perlu ditangani lebih lanjut oleh dokter.

Kalau diberi tetesan ASI bagaimana? Kok temen saya bisa tuh menyembuhkan mata bayinya? Sampai kini belum ada penelitian valid dan reliable tentang penggunaan ASI sebagai tetes matapada bayi belekan.

Ada satu penelitian:
Singh, M., P.S. Sugathan, and R.A. Bhujwala. Human colostrum for prophylaxis against stickyeyes and conjunctivitis in the newborn. J Trop Pediatr. 28(1): p. 357.1982.
Yaitu 51 bayi baru lahir (newborn) diberikan tetesan kolostrum selama 3 hari, sedangkan 72newborn lainnya sebagai control penelitian tidak ditetesi kolostrum. Hasilnya 25% newborncontrol dan 6% newborn yang ditetesi kolostrum mengalami infeksi mata yang terlihat.

Sepertinya kolostrum sangat berperan dalam pencegahan infeksi bukan? Tetapi kalau ditelaah, studi tersebut menyebutkan ternyata bayi yang ditetesi kolostrum dirawat di Bangsal Selatan RS yang sebagian besar dilahirkan dengan Sectio Caesaria (lahir sesar), sementara bayi control penelitian yang tidak ditetesi kolostrum dirawat di Bangsal Utara dan semuanya dilahirkan secaravaginal.
Sebetulnya hasilnya akan lebih dapat diambil simpulan kalau bayi2 dalam studi ini dirandomisasi di masing2 bangsal sehingga ada paparan eksposur yang seimbang antar 2 kelompok ini. Sehingga tentu hasilnya tidak bisa ditarik simpulan bahwa kolostrum yang ditetes di mata lah yang berperan mencegah infeksi mata pada newborns.

Selain itu fakta bahwa ada kebiasaan membersihkan mata di bangsal ini menjadi bias lain, apakah bukan peran pembersihan mata yang mencegah infeksi? Memang tidak ditemukan efek bahaya akibat tetesan kolostrum pada mata bayi – tetapi sekali lagi, ini cuma studi kecil yang banyak biasnya, tidak bisa digeneralisir.

WHO sendiri TIDAK MEREKOMENDASIKAN tetes mata newborn dengan kolostrum, sebagai pengganti dari tetes mata silver nitrate atau salep mata tetrasiklin untuk pencegahan oftalmianeonatorum (mata merah dengan lendir/belek yang terjadi dalam 2 minggu pertama bayi baru lahir), karena TIDAK ADA bukti ilmiahnya.

2. Mata merah terjadi karena pelebaran pembuluh darah pada selaput luar mata (konjungtiva), yang pada umumnya merupakan tanda iritasi yang terjadi pada jaringan konjungtiva/selaput luar mata. Iritasi bisa juga terjadi akibat infeksi virus maupun bakteri, dan pada bayi baru lahir bisa menjadi tanda sumbatan saluran air mata juga.

Pada neonatus/newborn (bayi baru lahir), mata merah akibat infeksi bisa menjadi penyakit yang serius: Tipe-tipenya adalah:

1) Konjungtivitis Chlamydial (akibat infeksi Chlamydia trachomatis). Terapinya adalah ke dokter untuk mendapat antibiotic yang diminum (oral)
2) Konjungtivitis Gonococcal (akibat infeksi gonorrhea). Terapi: antibiotik diberikan secara suntikan (intravena)
3) Konjungtivitis akibat zat kimia (sabun, shampoo, bedak, dsb). Terapi: stop pemakaian zat kimia yang mengenai mata segera, dan bawa ke dokter, umumnya tidak perlu terapi khusus
4) Konjungtivitis akibat bakteri maupun virus selain yang disebutkan sebelumnya. Terapi: ke dokter untuk menegakkan diagnosis penyebabnya; bila virus umumnya hanya membutuhkan kompres hangat untuk meredakan bengkak dan iritasi, bila bakteri perlu antibiotik tetes atau salep untuk mata.

Tapi kok ada studi yang bilang kolostrum bisa mengobati infeksi Chlamydia?

1. The in vitro antimicrobial capacity of human colostrum againstChlamydia trachomatisKyle H Ramsey, Christoffer E Poulsen, Peter P Motiu. Journal Reproductive Immunology (ImpactFactor: 2.966, 5YearImpact Factor:2.831, Imprint: ELSEVIER, ISSN: 01650378):http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0165037898000102

Baca lagi yuk: Penggunaan kolostrum untuk infeksi Chlamydia trachomatis tetapi masih INVITRO – masih percobaan laboratorium nih (artinya sampel kolostrum dicoba pada kultur kuman, BUKAN pada infeksi yang sebenarnya) jadi belum terbukti aplikasinya pada manusia, dibagian tubuh manapun.

2. A comparative study of the effects of colostrums and gentamicin on organisms causingophtalmia neonatorum Ebeigbe JA, Osaiyuwu A. Journal of the Nigerian Optometric Association.http://www.ajol.info/index.php/jnoa/article/viewfile/56620/45048
Telaah: Ini juga in vitro baru di lab, kolostrum diteteskan pada kultur bakteri hasil usap dari kelopak mata bayi yang memiliki gejala, jadi BELUM pada infeksi sebenarnya
SIMPULAN: BELUM ADA BUKTI untuk ASI dapat mengobati masalah mata pada bayi.Kalau dibiarin aja bagaimana belek dan mata merahnya? Kalau dengan home treatment membaik dalam 23hari tidak apa2 tapi kalau masih berlanjut, segera ke Dokter deh.. salahsatu komplikasi yang serius dari infeksi yang diabaikan adalah kebutaan ya..

Jadi jangan main-main kalau soal pengobatan pada mata!

baca juga kelanjutannya Bisakah ASI jadi Obat Tetes Mata Bayi? (2)

Saya ambil dari FP Stop AntiVax ya..

Referensi:
2. WHO Eye care: prevention and management of ophthalmia neonatorumhttps://apps.who.int/rht/documents/MSM9613/essential_newborn_care.htm#Eye care
3. PubMed Health. Conjunctivitis. A.D.A.M. Medical Encyclopedia 2010 [cited 2011 November 6].

5 Buku Menghalau Keraguan akan Imunisasi

Buku Menghalau Keraguan akan Imunisasi
Buku Menghalau Keraguan akan Imunisasi

Alhamdulilah tahun 2014 ditutup dengan telah terbitnya 3 buku untuk menjawab keraguan mengenai Imunisasi. Ketiga buku ini merupakan karya rekan-rekan saya yang Alhamdulilah semuanya Muslim dan ahli di bidangnya masing2. 

Ketiga buku ini dengan gaya penulisan berbeda dan isi yang saling melengkapi Insya Allah melengkapi diskusi yang sudah beberapa tahun ini berjalan di FB Group GESAMUN (Gerakan Sadar Imunisasi).

1. Buku Pro Kontra Imunisasi karangan dr Arifianto Apin

2. Buku Kontroversi Imunisasi merupakan kumpulan tulisan dari para tenaga kesehatan, dan Ulama juga, seingat saya salah satunya Ustadz Agus Setiawan (S3 di Universitas Al Azhar Cairo-Mesir).

Di dalam buku ini ada 1 tulisan saya yaitu : ASI & Imunisasi Perlindungan Terbaik untuk Buah Hati :

http://theurbanmama.com/articles/asi-vaksinasi-perlindungan-terbaik-untuk-buah-hati.html

3. Buku Imunisasi, Lumpuhkan Generasi? Spesifik menjawab Tuduhan Ummu Salamah Al Hajjam akan Imunisasi.

Ketua Tim Penulis dan Editor Naskah:

dr. Muhammad Saifuddin Hakim
[Alumni Ma'had Al-'Ilmi Yogyakarta (2003 - 2005). Pendidikan Dokter FK UGM (2003 - 2009). S2 (MSc) Research Master of Infection and Immunity, Erasmus Medical Center Rotterdam, Belanda (2011 - 2013). S3 (PhD) Molecular Virology, Erasmus Medical Center Rotterdam, Belanda (November 2014 - sekarang)]

Di dalam buku ada terjemahan wawancara saya dengan Dr Ruth Lawrence, Pakar Laktasi Dunia yang jurnalnya dipelintir oleh pihak2 yang menentang Imunisasi sekitar tahun 2013 lalu. Saat itu kami yang Pro Vaksin berusaha meluruskan kesalahpahaman, pemelintiran fakta yang saat itu beredar.

Alhamdulilah Allah selalu memudahkan saya dalam ikhtiar saya untuk Tabayyun. Pernah dr Henny Zaenal membawa2 kutipan buku yang dibilang harganya sangat mahal, jutaan. Tapi Alhamdulilah saya bisa mendapatkan buku tersebut di AS dan sudah saya keluarkan Tabayyun saya. Kemudian Allah memudahkan ikhtiar saya bertemu dengan Dr Ruth Lawrence di New York, AS. Hasil diskusi saya original dalam bahasa Inggris saya copas lagi ke sini, terjemahan dalam bahasa Indonesia bisa dibaca di buku Imunisasi, Lumpuhkan Generasi?.

" Alhamdulilah meeting & diskusi dengan dr Ruth Lawrence, Professor of Pediatrics University of Rochester, New York sudah terlaksana. Pertemuan yang singkat tapi sangat berkesan untuk saya karena beliau sangat concern dengan issue Anti Vaccine & Breastfeeding di Indonesia. Beliau dengan cuma-cuma memberikan saya 2 buku, yang pertama adalah Breastfeeding, A Guide For The Medical Profession karangan beliau bersama putra tertuanya Robert M Lawrence, MD (Clinical Associate Professor University of Florida), dimana pada halaman 432 kurang lebih isinya sama dengan Journal beliau dengan title Breastmilk & Infection (akan saya quote isi buku yg saya maksud di akhir tulisan). Buku yang kedua adalah Red Book AAP (American Academy of Pediatrics) mengenai Report of The committee on Infectious Disease di mana pada halaman 119 ada topik mengenai Efficacy of Immunization in breastfed infants (akan saya quote ).

Minutes saya keep dalam bahasa Inggris karena bisa jadi dalam mentranslate saya masih banyak kekurangan. Berikut ini adalah minutes diskusi saya hari ini :

Monik : What is your view about Breastfeeding & Vaccination – Immunization

dr Ruth : Breastfeeding is the first Immunization, but NOT THE LAST. The Academy of Paediatric stated that breastfeeding is the first Immunization
but at birth we start the Immunization by giving the Hepatitis B (-vaccine) and that’s very important especially in YOUR Country (-Indonesia). (after that dr Ruth mentioned about Immunization Schedule by CDC). Breastfeeding is good, is wonderful, but IT CAN NOT REPLACE Hepatitis B Vaccine. The pediatrician will follow up the next Immunization (DTaP etc). As you know here in America we have Pertussis outbreak because of families refuse to give the shots, and babies can die because of Pertussis (bad cough and more than that), Diphteria even worse. Diphteria recurred because people rejected to get the shots. The whole vaccines that AAP recommend are very important & breastfeeding enhances the response to vaccination , Breastfeeding DOES NOT REPLACE the Vaccination.

Monik : Does it mean that Breastmilk can not protect the babies from all diseases ?

dr Ruth : No, IT CAN’T (It can’t protect babies from specific diseaases) -Diskusi terputus karena dr Ruth memberikan saya buku Red book dan sedikit bercerita soal anaknya yang dokter , pendukung breastfeeding & immunization dan ahli Infectious disease-konsultan CDC / Centers For Disease Control & Prevention).

Saya quote hal 119 dari Red Book AAP section Immunisation of Mothers & Infants.

“ Infants should be immunized according to the recommended childhood & adolescent immunization schedule regardless of the mode of infant feeding.”

Hal 120 : “ In the US, infants born to known HBsAg-positive women should receive Hepatitis B Immune Globulin and the recommended series of 3 doses of Hepatitis B vaccine, effectively eliminating any theoretical risk of transmission through breastfeeding.”

Monik : Lalu saya tunjukkan potongan journal dari Mba Minnie di atas and she’s happy . She said that : Yes, I wrote that together with my son (Robert M.Lawrence, MD). Have you ever stated that Exclusively Breastfed Babies don’t need to get Immunization ?

dr Ruth : No, I NEVER Said that

Monik : Saya translate ke dr Ruth pernyataan Saudari UHH yang dicapture Mba Minnie ini : “menurut dr Ruth A. Lawrence, hanya dengan menyusui 3 hari saja, dapat melindungi dari infeksi selama 6-12 bulan, bagaimana jika 6 bulan/lebih secara eksklusif & dilanjutkan s/d 2 tahun ya?”

dr Ruth : Breastfeeding protects against ordinary infections and immunization that we give (-to babies) are special to protect from powerful bacterias & viruses.

Kemudian dr Ruth memberikan buku Breastfeeding, A Guide For The Medical Profession. Kami bersama-sama membuka halaman 432 yg sejalan isinya dengan Journal & Redbook.

We never recommend to DELAY Immunisation. What we say is that anytime you prolong the breastfeeding is valuable because it gives the baby proper nutrition, enzymes, hormones & infection protection (-but not for all diseases as we discussed earlier), of course, but I could not say / guarantee that Babies Will Not get infection for 9 months (-for example) so I NEVER SAID that Breastfeeding for 3 days can protect babies from infection for 6-12 months. I’m so SUPPORTIVE for the children to get their Shots (-Immunisation) and so is my son , Robert all my children got breastfeeding and immunisation.

Di akhir diskusi dr Ruth prihatin dengan penggunaan herbal , natural product yang belum teruji klinis dan dikonsumsi secara bebas. Banyak side effect yang berbahaya seperti heart failure. Beberapa tanaman sangat toxic (beliau mencontohkan ada jenis berry yang dikonsumsi lebih dari 2 buah saja sangat toxic)."

Jadwal Kejar Imunisasi CDC

Jadwal Kejar Imunisasi CDC
Jadwal Kejar Imunisasi CDC

Dear Smart Parents (Sps) ,

Berhubung minggu2 terakhir ini media sosial "ramai" soal Imunisasi, maka mau menjelaskan sedikit mengenai Catch Up Immunization Schedule.

Sebelumnya maaf untuk yang minta tag, share baru bisa saya lakukan semingguan lagi karena saya akan menghadiri Muktamar IMSA (Indonesia Muslim Society in America (IMSA) ) 21-26 Dec 2013 di Kentucky , Insya Alloh.

Sebelum kita bicara apa itu Catch up immunization schedule maka silahkan para SPs memeriksa kembali kelengkapan imunisasi anak2nya sejak lahir. Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2011 yang bisa didownload di sini :

http://idai.or.id/wp-content/uploads/2013/02/Jadwal_Imunisasi_IDAI2011.pdf

Karena satu dan lain hal, banyak bayi dan anak2 tidak menerima Imunisasi sesuai jadwal direkomendasikan (bahkan saya pernah mendapat informasi orang tua yang sebelumnya anti vaksin kemudian sadar dan setuju untuk memberikan vaksinasi kepada anak2nya).

Kemudian timbul pertanyaan : Bila sudah terlambat apakah masih bisa mendapatkan Vaksinasi yang tertinggal tersebut? Nah saat itulah Sps perlu paham yang namanya Catch Up Immunization Schedule atau dalam bahasa Indonesianya adalah Jadwal Kejar Imunisasi.
Sayangnya setau saya (CMIIW ya) sampai saat ini IDAI belum/tidak mengeluarkan Jadwal Kejar Imunisasi seperti CDC (Centers For Disease Control & Prevention). Maka dalam tulisan ini saya mengulas sedikit Catch Up Immunization Schedule CDC yang terbaru yaitu 2013.

CDC mambagi 2 kategori Jadwal Kejar Imunisasi Anak, yaitu untuk anak Usia 4 bulan - 6 tahun dan 7 tahun sampai 18 tahun. Saya bahas yang kelompok pertama berhubung saya lebih banyak berurusan dengan bayi dan anak2.

Sekilas Sps bisa melihat Tabel Kejar Imunisasi di gambar ini atau membuka link CDC ini :

http://www.cdc.gov/vaccines/schedules/hcp/imz/catchup.html

Kekurangan dari Jadwal Kejar Imunisasi CDC adalah rekomendasi tersebut tidak berlaku untuk semua negara, oleh karena itu jenis rekomendasi vaksinnya tidak lengkap seperti tidak adanya vaksin BCG, Vaksin Campak , Polio Oral (OPV) dalam daftar (catatan : bayi2 di US sudah tidak perlu lagi vaksin BCG bertolak belakang dengan Indonesia di mana Vaksin BCG adalah vaksin dasar & wajib mengingat Indonesia masih menjadi negara endemis TB/Tuberkulosis, juga Amerika Serikat sudah bebas Polio makanya menggunakan IPV bukan OPV).

Saya paparkan beberapa daftar vaksin dalam Rekomendasi Jadwal Kejar Imunisai CDC 2013 (selengkapnya silahkan download tabelnya dari link yang saya berikan di atas).

1. Vaksin Hepatitis B
- Lengkapi sampai 3 seri
- Dosis 1 ke dosis ke2 selangi/interval 4 minggu, sementara dosis 2 ke dosis 3 selang 8 minggu & paling tidak 16 minggu pasca dosis pertama
- Umur minimum untuk dosis terakhir (dosis 3 ) adalah usia 24 minggu

2. Vaksin Rotavirus
- Umur maksimun untuk dosis 1 adalah : 14 minggu 6 hari
- Vaksin ini tidak boleh diberikan bila bayi sudah berumur >= 15 minggu 0 hari
- Umur maksimum untuk dosis terakhir adalah : 8 bulan 0 hari
- Jika menggunakan RV-1 (Rotarix) pada dosis 1 dan 2 maka tidak perlu lagi memberikan dosis 3

3. Vaksin DPT / DTaP
- Dosis 1 ke dosis ke2 selangi/interval 4 minggu, sementara dosis 2 ke dosis 3 selang 4 minggu . Dosis 3 ke dosis 4 selang 6 bulan, Dosis 4 ke dosis 5 selang 6 bulan
- Dosis ke-5 (Booster) tidak perlu jika dosis keempat selesai dilaksanakan saat usia >= 4 tahun

4. Vaksin MMR
- Dosis 1 ke dosis 2 selangi/interval 4 minggu
Vaksin MMR sangat disarankan untuk dilengkapi bila akan melakukan perjalanan internasional. Baru saja share dari CDC bahwa terjadi kasus Campak di US pasca warga US yang melakukan perjalanan ke Indonesia frown emoticon

http://wwwnc.cdc.gov/travel/notices/watch/measles-indonesia

5. Vaksin Cacar air/Varicella
- Dosis 1 ke dosis 2 selangi/interval 3 bulan

6. Vaksin Hepatitis A
- Dosis 1 ke dosis 2 selangi/interval 6 bulan

Semoga bermanfaat

Jadwal Imunisasi Anak IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) 2014

Jadwal Imunisasi Anak IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) 2014

Sering sekali saya mendapatkan pertanyaan : Mba, anak saya usia sekian.. Vaksinnya apa aja yah saat ini ?

Jadi.. dear para Smart Parents, yang pertama dan utama adalah :

1. Baca Jadwal Imunisasi Anak Rekomendasi IDAI, yang terbaru seperti di gambar

2. Kedua, cek KMS / paspor / buku kesehatan bayi SEJAK LAHIR, Vaksin2 apa saja yang belum lengkap sesuai Jadwal tersebut, catat

3. Ketiga, bila ada yang terlewat / Alhamdulilah yang tadinya tidak mau memberikan vaksin ke anak2nya berubah keputusan untuk memberikan Imunisasi pada anak2nya sehingga ada vaksin2 yang perlu dikejar.

Segera baca-baca mengenai Jadwal kejar imunisasi / Catch up immunization schedule, yang sayangnya dari IDAI tidak ada (please update kalau sudah ada). Jadi saya membuat tulisan Jadwal kejar imunisasi berdasarkan panduan CDC (Centers for Disease & Control). Yang kekurangannya Jadwal kejar CDC adalah tidak sama semua vaksin2nya dengan di Indonesia, contohnya tidak ada vaksin BCG (untuk mencegah TB / TBC).

4. Yang terakhir ya segera ke Puskesmas, dokter / dokter anak, untuk melakukan vaksin-vaksin yang perlu dikejar secara Simultan. Apa artinya simultan? Ayo silahkan belajar / cari info sendiri dulu ya. Paham manfaatnya vaksin simultan dan keamanan / safety nya sehingga tidak ragu dan tidak modal ikut-ikutan katanya.

Untuk Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2014 bisa download di web resmi IDAI :

http://idai.or.id/public-articles/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-idai-2014.html

Untuk belajar soal Jadwal Kejar Imunisasi CDC baca tulisan saya :

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10202739379471477&set=pb.1409280466.-2207520000.1409022977.&type=3&theater

Mengenai Vaksin Pentabio - Pentavalen : DPT - HB - HiB yang belum tersedia di seluruh Indonesia bisa baca2 tulisan saya :

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10201832190912330&set=a.1070999501093.13218.1409280466&type=1&theater&notif_t=like

Selamat membaca dan memeriksa kembali kelengkapan Imunisasi anak2 

Tidak Ada Imunisasi di Negara Maju (AS) ?

Menghalau HOAX Tidak Ada Imunisasi di Negara Maju (AS)
Bismillah... Sudah lama sebenarnya mau posting hal ini karena berkali-kali saya dihubungi Ibu-ibu galau yang mendapatkan berita "katanya" kalau di negara maju seperti Amerika Serikat saja tidak ada imunisasi, atau berita lainnya, saat ini mengurangi program imunisasi. Ternyata sekilas saya lihat di beberapa FB Group yg saya bantu, lebih dari 1 thread yang posting hal yang sama. Dan sedihnya, yang turut menyebarkan berita tersebut belum pernah tinggal di negara maju yang disebutkan (tanpa bermaksud saya sombong pernah tinggal di negara maju - Insya Allah).
Alhamdulilah saya baru beberapa bulan pulang ke Indonesia setelah tinggal selama beberapa tahun di New York State, Amerika Serikat. Jadi saya akan menyampaikan kebenaran alias fakta mengenai Imunisasi di AS.
Bukti Imunisasi 


1. Imunisasi adalah salah satu syarat wajib anak-anak dapat bersekolah
Setiap State memiliki detil UU yang berbeda (State Law) tapi secara umum semua sama , yaitu mensyaratkan kelengkapan imunisasi sebelum anak-anak masuk sekolah. Jadi sekolah dimulai bulan September awal, bulan Agustus mulai dibuka pendaftaran. Jadi setiap tahun, setiap bulan July, anak-anak akan menjalani medical check up dan dilengkapi imunisasinya sesuai jadwal ( di AS memakai jadwal dari CDC-Centers of Disease Control & Prevention).
Bentuk laporannya seperti gambar kiri atas dan akan dikirimkan ke sekolah untuk diperiksa oleh Nurse (perawat) sekolah. Setiap bulan setelah sekolah dimulai, Nurse sekolah juga memeriksa data Imunisasi anak-anak satu persatu dan orang tua dikirim surat untuk mengingatkan jadwal imunisasi sesuai usianya.
Bila tidak lengkap, maka orang tua akan dikirim surat pemberitahuan. Bila tidak direspon maka akan dikirim surat peringatan. Bila tidak direspon juga, maka orang tua dipanggil ke sekolah. Bila tidak direspon juga, orang tua dapat dilaporkan ke Dinas Sosial dan status sekolah : Suspended alias anak tidak diperbolehkan masuk sekolah.
Oh ya, kedua putra saya disekolahkan di Private Islamic School, di Islamic Center di kota kami tinggal. Alhamdulilah cukup banyak dokter Muslim di kota saya tinggal, seperti di foto kanan atas, pediatrician (dsa) kedua putra saya adalah seorang Muslim yang taat dan termasuk pemuka agama Islam yang disegani di kota kami.
Beberapa State Law mengenai Imunisasi anak-anak :

2. Tingginya cakupan Imunisasi di AS
Data detil tingginya cakupan Imunisasi di AS bisa dipelajari di dokumen ini :
Bagi yang malas buka dan baca tabel2, intinya cakupan Imunisasi di AS sangat tinggi, hampir semua jenis vaksin seperti MMR, DTP, Polio, Varicella, Hib di atas 90%, artinya lebih dari 90% anak-anak (sejak bayi) di AS menerima Imunisasi

3. Wabah Campak yang terjadi di AS baru-baru ini
Termasuk berita yang beredar adalah para penderita campak saat wabah campak akhir tahun 2014 lalu adalah orang-orang yang sudah divaksin. Padahal, data validnya sebaliknya. Quote laporan CDC dan informasi lain yang relevan :
  • The majority of the people who got measles were unvaccinated. = Mayoritas penderita campak adalah orang-orang yang tidak di vaksinasi
  • Measles is still common in many parts of the world including some countries in Europe, Asia, the Pacific, and Africa. = Penyakit campak masih sering ditemui di beberapa negara di Eropa, Asia (termasuk Indonesia) Pasifik dan Afrika
  • Travelers with measles continue to bring the disease into the U.S. = Pelancong yang menderita campak membawa penyakit campak masuk ke dalam Amerika Serikat (yang sudah ada laporannya turis2 asing yang berlibur ke Indonesia seperti Bali)
  • Measles can spread when it reaches a community in the U.S. where groups of people are unvaccinated. = Campak dapat menyebar (dan menjadi wabah) ketika masuk ke dalam komunitas di AS yang orang-orang di dalam kelompok/daerah tersebut tidak di vaksinasi http://www.cdc.gov/measles/cases-outbreaks.html
Sekian beberapa fakta yang saya sampaikan. Mari belajar, iqra iqra, berikut ini beberapa kumpulan tulisan dan link untuk membaca :
1. Jadwal ‪#‎Imunisasi‬ Anak IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) 2014
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10204553584985481&set=pb.1409280466.-2207520000.1424340466.&type=3&src=https%3A%2F%2Fscontent-nrt.xx.fbcdn.net%2Fhphotos-xfp1%2Fv%2Ft1.0-9%2F10616424_10204553584985481_4662382429187622011_n.jpg%3Foh%3Df15cb883597722316a88baa9b72b6271%26oe%3D558D9A3C&size=960%2C720

2. Jadwal Kejar Imunisasi (bila ada imunisasi yang terlewat/tertinggal)
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10202739379471477&set=pb.1409280466.-2207520000.1424340584.&type=3&src=https%3A%2F%2Ffbcdn-sphotos-f-a.akamaihd.net%2Fhphotos-ak-ash2%2Fv%2Ft1.0-9%2F602152_10202739379471477_1789296122_n.jpg%3Foh%3D3dcb28c488133757bd330b083d1b089f%26oe%3D555097A5%26__gda__%3D1431399274_d3d6940738e6eee24a5cbbe6506e87e2&size=806%2C505

3. 5 Buku Menghalau Keraguan akan Imunisasi
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10205596477537143&set=pb.1409280466.-2207520000.1424342537.&type=3&theater

Wallahu'alam bissawab